Posted by : Unknown Sabtu, 10 Juli 2010

Oleh: Maya Priana1
Di sinilah Keagungan Islam, ia tidak pernah lapuk ditelan zaman. Nubuwwat Rasulullah Saw satu demi satu telah dan akan terjadi. Inilah yang menjadi spirit kita untuk selalu belajar sejarah, menjadikan inspirasi masa depan, kedalaman setiap kata yang tersirat dan yang tersurat dalam garis pena sejarah kejayaan islam.
Menjadi seorang futurolog bukanlah hal yang tak mungkin bagi seorang muslim. Yang kita perlukan adalah mempertemukan nalar akal kita sebagai insan tarbiyah dan nalar wahyu yang telah diturunkan kepada Rasulullah saw. Artinya, kita sudah bisa mengetahui dengan pasti sebuah sejarah yang akan terjadi di masa depan. Dengan pasti. Yang pasti terjadi. Karena bersumber pada wahyu sebagai bukti keimanan kita terhadap Allah swt dan Rasulullah Saw.
Sebagaimana yang telah dikaji oleh seorang ilmuwan turki ,Adnan Oktar dalam “Bencana Akhir Zaman”nya, tentang terpotongnya sungai eufrat, terjadinya pertumpahan darah di dekat ka’bah, perang saudara irak-iran, dan banyak lagi. Dan tidak ada salahnya kita menyebutkan adnan oktar yang memiliki nama pena harun yahya sebagai seorang futurolog sekaligus seorang intelektual Profetik
Inilah salah satu dari sekian banyak nubuwwat Rasulullah saw. sepenggal penyampaian Rasul dalam hadits ini,
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah? Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS)
Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut;
1. Konstantinopel
Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani.
2. Rumiyah
Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah.
Kontantinopel telah ditaklukkan 8 abad setelah Rasulullah menjanjikan nubuwwat tersebut. Namun Roma, hingga hari ini belum ditaklukkan oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan enaklukkan Konstantinopel lebih dulu, baru Roma. Ini berarti, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan nubuwwatnya tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin.
Kalau Konstantinopel perlu 8 abad untuk bisa ditaklukkan. Roma, jika dihitung dari penaklukan Konstantinopel hingga hari ini sudah berlangsung hampir 7 abad.
Kita belum tahu berapa abad sejak Konstantinopel runtuh, untuk bisa mengislamkan Roma. Yang jelas, pasti Roma akan jatuh ke tangan muslimin. Keyakinan yang telah dibuktikan secara empirik dengan jebolnya ketebalan benteng Konstantinopel.
“Penaklukan pertama terjadi di tangan pembuka dari Kesultanan Utsmani, 800 tahun setelah Nabi mengabarkan penaklukan tersebut. Penaklukan kedua akan terbukti dengan izin Allah, dan pasti!” begitu Syekh al-Albani dengan penuh keyakinan menjelaskan hadits nubuwwat tersebut dalam kitabnya al-Silsilah al-Shahihah.
Lebih jelas lagi, beliau menajamkan, “Dan tidak diragukan juga bahwa penaklukan kedua (Roma) menguatkan kembalinya khilafah rasyidah untuk umat ini.”
Orang tua Muhammad al-Fatih, gurunya, masyarakatnya, bahkan al-Fatih sendiri tidak pernah menduga bahwa penakluk Konstantinopel itu adalah dirinya.
Yang mereka semua lakukan hanyalah bermimpi kebesaran, mengukir harapan dan melakukan semua persiapan. Untuk melahirkan pembukti nubuwwat Nabi. Dan mereka telah berhasil. Kita pun seharusnya sama. Tidak ada yang pernah menduga bahwa penakluk Roma adalah generasi kita, atau anak cucu keturunan kita, bahkan mungkin dari dalam rumah kita.
Kita harus bermimpi tentang kebesaran itu, mengukir harapan itu dan melakukan semua persiapan itu. Untuk melahirkan penakluk Roma.(bersambung)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Blogger templates

BelajarInggris.net Tempat Kursus Bahasa Inggris Online cepat dan Mudah tanpa grammar Full Conversation / Percakapan Bersertifikat

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

KLIK DAPAT UANG

KLIK DAPAT UANG
IDR-CLICKIT

- Copyright © D u n i a M a y a -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -